Makna Dan Simbolisme Dari Bonsai


Kata "Bonsai" merupakan istilah Jepang yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "ditanam dalam wadah". Bonsai adalah salah satu bentuk seni Jepang yang berasal dari praktik hortikultura Tiongkok kuno, yang sebagian kemudian dikembangkan kembali di bawah pengaruh Buddhisme Zen Jepang.

Bonsai menggunakan media simbolisme untuk mengkomunikasikan ide dan emosi. Arti dari simbol-simbol ini seringkali tidak dapat dipahami dengan mata telanjang. Namun, pemahaman akan estetika Jepang dapat membantu dalam mengapresiasi kekayaan simbolisme dalam seni bonsai.

Menumbuhkan dan merawat tanaman bonsai menggunakan kombinasi teknik hortikultura dan aplikasi artistik. Tujuannya adalah untuk membuat representasi miniatur namun realistis dari pohon seperti yang ditemukan di alam.

Praktik dan seni membuat bonsai sebenarnya telah disempurnakan selama berabad-abad untuk mencerminkan kualitas estetika di alam melalui keseimbangan, harmoni, dan kesederhanaan. Elemen lain yang dominan disajikan dan dilambangkan dalam bonsai adalah usia. Berikut pembahasan dari setiap elemen simbolisme dari bonsai.


Ilustasi pixabay.com/ilyessuti


1. Keseimbangan Dalam Estetika Bonsai

Keseimbangan pada estetika bonsai adalah salah satu hal pertama yang akan diperhatikan ketika melihat presentasi pohon bonsai. Ini adalah elemen yang sangat penting dalam estetika bonsai.

Bentuk segitiga digunakan dalam desain keseluruhan bonsai, karena bentuknya yang melambangkan kekuatan dan stabilitas. Namun, alih-alih mengikuti aturan simetri dari segitiga sama sisi, bonsai menggunakan segitiga sama kaki yang menciptakan bentuk asimetri.

Bonsai sama dengan seni lainnya seperti merangkai bunga dan melukis, dimana bentuk asimetri menciptakan "sabi" atau ketidaksempurnaan yang disengaja. Dengan adanya sifat asimetri, ini dianggap sebagai rasa keseimbangan yang lebih alami dan tentunya sangat dihargai dalam budaya Jepang.

Jika segitiga sama sisi tampak pasif dan tidak bergerak, maka segitiga sama kaki menciptakan rasa momen yang melambangkan kelangsungan hidup. Hal ini sangat penting dalam budaya Jepang, karena mewakili gerakan, kebebasan, dan kontinuitas.


2. Harmoni Dari Berbagai Elemen Desain Bonsai

Harmoni sangat dihargai dalam budaya Jepang dan hal ini terlihat dari keseluruhan desain bonsai. Ada keanggunan dari bentuk bonsai yang mendukung filosofi Jepang, bahwa sesuatu dengan daya yang lebih kecil dapat memiliki efek yang lebih besar.

Pembuat bonsai memberikan perhatian khusus dalam menciptakan harmoni (dari bentuk dan tekstur). Ini membantu berkontribusi pada keseluruhan rasa harmoni di alam. Lekukan kulit kayu, garis dari cabang-cabangnya, ini semua melambangkan keharmonisan dari semua elemen. Kalian juga bisa melihat sudut bengkok dan tepi bergerigi di kulit kayu atau dahan yang melambangkan saat-saat sulit dalam hidup.

Keharmonisan dalam budaya Jepang sangat terlihat dari sikap menghindari konflik. Hukum, aturan, adat istiadat, dan tata krama Jepang menekankan perlunya mencegah konflik yang berdampak negatif sebanyak mungkin.

Orang Jepang cenderung mengutamakan keharmonisan, dan berusaha keras untuk menciptakan tempat tinggal yang harmonis. Mereka cenderung untuk rukun dan jarang mengekspresikan kemarahan di antara dua individu. Inilah yang mendasari rendahnya tingkat kejahatan di negara tersebut.


3. Kesederhanaan Dalam Setiap Desain Bonsai

Kesederhanaan ditemukan pada hampir semua hal dalam budaya Jepang. Rumah, kantor, taman, bangunan, dan bahkan cara hidup mereka. Cara hidup orang jepang berevolusi dengan memandang sesuatu secara sederhana.

Kesederhanaan juga melambangkan kepekaan orang Jepang dan rasa hormat mereka terhadap alam. Dalam bonsai, kesederhanaan dapat dilihat dari desain pohon serta wadahnya. Bahkan warna pot atau wadah yang digunakan mengekspresikan kesederhanaan yang ditemukan di alam.

Bonsai terutama berfokus pada prinsip-prinsip estetika. Ini berarti bahwa kreasi bonsai harus tetap bebas dari ornamen yang tidak perlu (kesederhanaan), dan pohon bonsai harus tetap sebagai titik fokus dari karya tersebut.

Potongan biasanya menjadi titik pusat yang digunakan ahli bonsai untuk menampilkan keterampilan artistik dalam mengalihkan pandangan, untuk melihat keindahan sederhana dari bonsai. Dari akar udara yang rumit, lekukan dan lipatan batang hingga daun dan bunga yang indah, ada keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain bonsai. Tidak perlu banyak elemen penghias. Intinya, pohon itu sendiri sudah sangat indah.


4. Usia Dalam Estetika Bonsai

Usia memainkan peran penting dalam estetika bonsai. Karakteristik dari akar, batang, dan cabang pohon melambangkan berbagai tahapan kehidupan, terutama yang ditandai oleh usia.

Akar yang terbuka mungkin akan memberikan kesan erosi dan menghasilkan ilusi usia. Batang dengan bekas luka dan keriput juga adalah simbol usia tua. Cabang yang terkulai mewakili usia tua. Sebaliknya, cabang yang tumbuh menciptakan efek kemudaan dan kekuatan. Selain itu, pohon bonsai dengan pertumbuhan penuh dan indah melambangkan vitalitas pohon muda, sementara pertumbuhan yang jarang melambangkan karakteristik usia.

Tidak diragukan lagi bahwa keindahan dalam penuaan dan usia memainkan peran yang sangat signifikan dalam estetika bonsai. Akar, batang, dan cabang pohon perlu dimanipulasi dengan hati-hati untuk mewakili berbagai tahapan kehidupan. Di usia tua ada keindahan dan rasa hormat, begitu juga dengan keindahan dan simbolisme usia dalam bonsai.

Sama seperti bonsai yang menampilkan perpaduan kemudaan dan penuaan, banyak keluarga Jepang yang memiliki beberapa generasi dalam satu atap. Hal ini diyakini menjadi salah satu dari sekian banyak alasan mengapa lansia di Jepang hidup lebih lama dibandingkan di negara lain. Para ahli menunjukkan bahwa alasan umur panjang ini termasuk ikatan komunitas yang kuat, makanan yang sehat dan rendah lemak, stres rendah dan banyak olahraga.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel