Pentingkah Pot Merah Dalam Tradisi Pernikahan Tionghoa ?


Pasti banyak diantara kalian yang tidak asing dengan prosesi pernikahan ala Tionghoa, mulai dari acara Sangjit, upacara minum teh atau Tea Pai, pemberkatan nikah, hingga pesta makan yang meriah. Kalian bisa membaca artikel tentang Daftar Seserahan Pada Upacara Pertunangan ala Tionghoa ini untuk mengetahui apa-apa saja barang hantaran yang umum digunakan.

Prosesi pernikahan ala Tionghoa jelas merupakan warisan budaya dan tradisi dengan sejarah panjang. Ada beberapa tradisi yang telah disederhanakan atau dihilangkan, namun ada pula yang masih dipertahankan hingga saat ini. Sebenarnya itu semua tergantung dari adat dan tradisi masing-masing keluarga mempelai.


Ilustrasi Pispot Merah Shuang Xi

Mungkin ada diantara kalian yang pernah melihat Pot berwarna merah yang disertakan dalam mahar pengantin wanita. Masih banyak yang mempertahankan keberadaan Pot atau Pispot merah ini hingga sekarang. Pispot ini biasa disebut sebagai "Pot Bahagia" atau "Pot Keturunan". Ini melambangkan harapan baik kepada pasangan mempelai dan anak-anak mereka.

Namun perlu diketahui, Pispot ini tidak bisa diletakkan di atas meja mahar. Pispot baru sering diisi dengan jujube kering, kacang tanah, biji melon, lengkeng, chestnut, telur merah, dan lain-lain. Semuanya melambangkan anak-anak, dan mengungkapkan harapan agar pasangan tersebut segera memiliki anak.

Ada yang membungkus Pispot dengan selembar kain merah besar, dan kemudian meminta seorang anak laki-laki untuk membawanya selama prosesi pembawaan mahar. Setelah sampai di keluarga mempelai pria, Pispot ditangani dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan adat tradisi sang mempelai.

Di beberapa daerah, keluarga mempelai laki-laki akan meminta seorang anak laki-laki yang sehat dan lincah untuk membuka penutup Pispot, dan memindahkan barang-barang dari dalamnya. Anak tersebut kemudian akan diminta untuk buang air di dalamnya. Hal ini bertujuan supaya anak pertama dari sang mempelai adalah laki-laki.

Sementara di daerah lainnya, pada malam pernikahan, wanita yang bertugas sebagai pengiring pengantin akan mengeluarkan barang-barang dari dalam Pispot sembari mengucapkan beberapa kata ucapan selamat dan harapan baik agar sang mempelai memiliki keluarga yang harmonis bahagia. 

Ada juga beberapa daerah di Cina yang menggunakan Baskom kayu sebagai ganti dari Pispot merah. Mereka akan membungkusnya dengan kertas merah, dan menyegelnya dengan benang berwarna. Baskom tertutup ini tidak akan dibuka sampai putra pertama lahir dalam keluarga. Sang bayi kemudian akan dimandikan menggunakan baskom tersebut. Diyakini bahwa dengan melakukan hal tersebut, sang anak akan tumbuh dengan bahagia dan sehat.

Jadi, penggunaan Pispot merah dan Baskom kayu sebenarnya sama saja. Keduanya merupakan bagian dari mahar pengantin di sebagian besar daerah di Cina. Namun, mungkin yang lebih umum digunakan adalah Pispot merah. Yang mana yang digunakan di daerah mu ?



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel