Janken: Permainan Batu-Gunting-Kertas Versi Jepang


Mungkin salah satu permainan yang paling terkenal di seluruh dunia adalah permainan Batu-Gunting-Kertas. Kalian pasti mengenal permainan yang satu ini, atau bahkan masih memainkannya hingga sekarang.

Bisa dikatakan bahwa semua anak di seluruh dunia tahu cara memainkan permainan Batu-Gunting-Kertas. Namun, tahukah kalian bahwa di Jepang, permainan ini memiliki sejarah yang tidak biasa. Langsung saja kita bahas secara khusus permainan Batu-Gunting-Kertas versi Jepang.


Batu-Gunting-Kertas Versi Jepang (Janken)



Di Jepang, permainan "Batu-Gunting-Kertas" dikenal dengan sebutan Janken. Meski ini hanyalah permainan sederhana di beberapa tempat, namun di Jepang permainan ini memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Janken di Jepang digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan perselisihan, membuat keputusan, bahkan memenangkan diskon untuk makan siang. Misalnya, ketika dua orang ingin makan di luar, dan bingung memutuskan restoran mana yang harus dikunjungi, maka mereka memutuskannya dengan bermain Janken.


Sejarah Janken

Janken berawal dari permainan minum San-sukumi-ken. Permainan ini masuk ke Jepang melalui komunitas Tionghoa di Nagasaki, pada sekitar abad ke-17. Awalnya permainan San-sukumi-ken dimainkan dengan cara yang sama seperti Janken dimainkan, hanya saja dengan gerakan yang berbeda.

Seiring semakin populernya, permainan ini mulai berpindah dan dimainkan di sekolah. beberapa set gerakan juga disusun menjadi beberapa nama varian.

Pada awal abad ke-19, ada dua varian permainan yang paling populer, yaitu mushi-ken (katak mengalahkan siput mengalahkan ular mengalahkan katak) dan kitsune-ken (rubah mengalahkan kepala desa mengalahkan pemburu mengalahkan rubah).

Kemudian terjadi perubahan, dan entah untuk alasan apa pun, pada akhir Perang Dunia II, bentuk Janken yang saat ini menjadi lazim, dan mulai menyebar ke seluruh dunia sebagai permainan Batu-Gunting-Kertas.


Cara Memainkan Janken

Cara memainkan Janken sangat mirip dengan cara memainkan Batu-Gunting-Kertas yang biasa kalian mainkan. Umumnya, batu mengalahkan gunting, karena idenya adalah bahwa gunting dapat menghancurkan batu. Sebaliknya gunting dapat mengalahkan kertas, karena konsep gunting dapat memotong kertas. Kemudian, kertas mengalahkan batu, karena kertas dapat membungkus batu.

Pemain kemudian akan menggunakan satu dari tiga gerakan untuk mengalahkan lawan. Hanya saja, di Jepang digunakan terminologi yang berbeda.


Batu disebut sebagai guuグー
Kertas disebut sebagai paaパー
Gunting disebut sebagai chokiチョキ

Perbedaannya tidak berhenti di situ saja. Ada ritual khusus untuk Janken yang sedikit berbeda dari yang biasa kalian lakukan.

1. Kedua pemain harus memulai permainan dengan mengucapkan "Saisho wa guu" ( 最初 は ぐ う). Ini disertai dengan kepalan tangan pada saat yang sama saat kata-kata tersebut diucapkan.

2. Setelah itu, masing-masing pemain mengatakan "Janken Pon!" atau "Janken Poi!". Pada kata terakhir, semua pemain harus menunjukkan gerakan tangan mereka, entah itu guu / batu, choki / gunting, atau paa / kertas.

3. Jika terjadi hasil imbang (dalam hal ini kedua pemain memilih langkah yang sama), kedua pemain harus mengatakan "Aiko desho!" ( 相 子 相 子), atau "Sepertinya seri!" dalam bahasa Jepang. Saat mengucapkan kata "sho!", para pemain sekali lagi akan menunjukkan tangan mereka dengan gerakan yang menandakan salah satu dari tiga item batu, gunting, atau kertas. Proses ini terus berlanjut sampai salah seorang pemain akhirnya keluar sebagai pemenang permainan.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel