Jepang, Negeri Dengan Banyak Dialek


Bahasa Jepang standar atau yang disebut sebagai hyōjungo adalah bentuk bahasa yang paling umum digunakan di Jepang, dan telah mempermudah orang-orang dari berbagai daerah untuk berkomunikasi. Meski begitu, Jepang memiliki beragam dialek daerah yang khas loh.

Budaya lokal Jepang telah mengembangkan ciri khas selama berabad-abad. Selama periode feodal yang panjang, ada otonomi daerah yang cukup besar dalam negara. Kekuatan relatif dari berbagai daerah inilah yang membantu membentuk penuturan bahasa Jepang di setiap daerah.

Misalnya saja "terima kasih" dalam bahasa Jepang standar adalah arigatō. Tetapi pergilah ke Osaka, dan kalian mungkin mendengar ōkini sebagai gantinya. Begitu pula halnya dengan dame, yang berarti ada sesuatu yang dilarang, ini disebut akan di kota terbesar kedua di Jepang.


Penyebaran Bahasa Jepang Standar

Kansai-ben mungkin merupakan dialek Jepang yang paling dikenal luas. Intonasinya sangat berbeda dari bahasa Jepang standar, dan kata kerja juga dikonjugasikan secara berbeda. Misalnya, wakaranai (saya tidak tahu) menjadi wakarahen atau wakerehen.

Kansai-ben sendiri merupakan klasifikasi umum yang dapat dibagi lagi menjadi dialek yang lebih kecil seperti Kyō-kotoba dan Kawachi-ben (masing-masing diucapkan di Kyoto dan Osaka). Ada pula Tōhoku-ben, dialek terkenal lainnya, yang mencakup bahasa daerah lokal di Honshu utara seperti Tsugaru-ben.

Proses standardisasi kemudian dimulai setelah Restorasi Meiji (1868), ketika pemerintahan baru berupaya untuk membangun negara yang kuat dan tersentralisasi. Dialek yang digunakan di distrik Yamanote, Tokyo dipilih sebagai model. Ini membuat terobosan awal sebagai bahasa tertulis, dengan didorong oleh pembentukan sistem sekolah yang dinasionalisasi.

Kemunculan radio dan televisi belakangan membantu membawa bahasa lisan ke setiap bagian negara. Penyiar publik NHK juga memainkan peran utama dalam perluasan bahasa Jepang standar ini.

Saat ini, di seluruh pelosok negara, anak muda sering berbicara bahasa Jepang standar. Meningkatnya penggunaan televisi dan internet juga mendorong penyebaran bentuk bahasa utama, dan melemahkan kekuatan dialek lokal, sehingga anak-anak berbicara secara berbeda dari orang tua dan kakek-nenek mereka.

Hal ini tentu membuat percakapan lebih mudah untuk dipahami kemanapun orang pergi. Akan tetapi bagi banyak orang, cara berbicara lokal bisa membawa perasaan hangat dan ramah yang tidak dimiliki oleh bahasa standar.


Kata Yang Sama Dengan Arti Berbeda

Dialek daerah dapat menyulitkan bagi mereka yang mempelajari bahasa Jepang, terutama jika kata-kata memiliki arti yang berbeda. Misalnya saja erai yang berarti "hebat" atau "mengagumkan" dalam bahasa Jepang standar, namun memiliki arti "lelah" di wilayah Barat Jepang. Begitu juga dengan kata dandan yang biasanya berarti "secara bertahap", tapi digunakan oleh orang-orang di Prefektur Shimane untuk mengucapkan "terima kasih".


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel