Mengapa Orang Percaya Bahwa Angka 13 Tidak Beruntung?

unlucky 13
Ilustrasi flickr.com

Kepercayaan mengenai ketidak-beruntungan angka 13 dimulai pada abad ke-17, meskipun tidak diketahui apa yang memicu reputasi buruk tersebut. Keburukan angka 13 mungkin juga didorong oleh sebuah novel berjudul Friday, the Thirteenth yang ditulis oleh Thomas Lawson pada tahun 1907. Ini bercerita tentang seorang broker nakal yang memilih tanggal itu untuk menghancurkan pasar saham.

Selanjutnya, konsep "angka sial 13" memasuki zeitgeist, dan pada tahun 1910, istilah triskaidekaphobia, yang berarti "takut akan angka 13", diciptakan oleh seorang psikolog perintis, yang selanjutnya mengabadikan takhayul tersebut.

Saat ini, nomor 13 identik dengan kemalangan dan keserakahan. Bangunan bertingkat tinggi sering dibangun tanpa lantai ketiga belas. Hotel, rumah sakit, dan bandara juga menghindari penggunaan nomor ini di kamar atau gerbang.

Sementara tidak ada seorang pun yang benar-benar tahu mengapa angka 13 memiliki reputasi yang buruk, orang-orang cenderung tidak bepergian, atau menjadwalkan acara-acara penting pada hari Jumat tanggal 13.

Selama bertahun-tahun, ada beberapa teori yang meyakinkan tentang mengapa angka tersebut sangat angker. Berikut ini adalah alasan mengapa angka 13 dipenuhi dengan takhayul.


Kisah Perjamuan Terakhir

Teori paling umum yang menjelaskan mengapa angka 13 dianggap sial sebenarnya berdasarkan pada Kekristenan Alkitabiah. Selama Perjamuan Terakhir, perjamuan terakhir yang Yesus bagi dengan Dua Belas Rasul sebelum penyaliban, Yudas Iscariot dipercaya sebagai tamu ke-13 yang tiba di tempat tersebut, dan adalah orang yang mengkhianati Yesus.


Angka 12 Dianggap Sebagai Angka Luhur

Menurut banyak teori, 13 memiliki posisi yang buruk dalam urutan angka. Baik dalam matematika tradisional maupun numerologi esoterik, tidak ada yang lebih baik daripada angka 12. Ini adalah satu-satunya bilangan bulat positif yang dianggap sebagai "angka luhur", dan dalam hal simbolisme numerik dan kulturalnya, angka ini benar-benar sempurna.

Para ahli matematika dan ilmuwan menunjukkan keunggulan angka 12 di dunia kuno. Sumeria kuno mengembangkan sistem angka berdasarkan penggunaan angka 12 yang masih digunakan untuk mengukur waktu saat ini. Kebanyakan kalender memiliki 12 bulan, satu hari terdiri dari dua bagian 12 jam, dll.

Menurut Astrolog Broadly, Annabel Gat, manusia agak terobsesi dengan simetri. Ada 12 tanda zodiak, 12 rasul, sebuah lingkaran terbagi dengan rapi menjadi 12, dan kita hanya menyukai keteraturan. Lalu, 13 datang dan semuanya menjadi tidak seimbang.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel