Ojigi: Seni Membungkuk ala Jepang
Budaya Jepang sangat menekankan rasa hormat, dan ojigi - お辞儀 atau membungkuk adalah salah satu cara utama orang Jepang untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Ojigi dapat dilakukan untuk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, permintaan maaf, atau bahkan halo yang sederhana.
Ketika kalian tinggal di Jepang, kalian akan terus-menerus menemui situasi dimana orang akan membungkuk. Karenanya, sangat penting untuk memahami etiket ini, mengapa orang Jepang melakukannya, dan apa makna dibaliknya.
Mengapa Orang Jepang Membungkuk?
Ada banyak alasan mengapa orang Jepang membungkuk, tetapi sebagian besar adalah untuk menyampaikan rasa hormat. Konsep membungkuk sangat sederhana, dan pada dasarnya menunjukkan kepada orang lain bahwa kalian menempatkan mereka di atas diri kalian sendiri, dan bahwa kalian berterima kasih atas interaksi dengan mereka.
Interaksi lebih dari sekadar komunikasi verbal, adapula ekspresi dan juga bahasa tubuh. Gerakan sederhana seperti membungkuk sangat membantu dalam hal komunikasi di Jepang, dan terkadang bahkan lebih kuat daripada kata-kata.
Sejarah Ojigi
Jika berjabat tangan dan berpelukan sudah lazim sebagai bentuk salam di banyak negara, maka di Jepang, kontak fisik tidak umum di antara orang asing dan kenalan. Sebaliknya, membungkuk atau ojigi dilakukan untuk menunjukkan sapaan.
Tradisi ojigi berasal dari zaman samurai. Dikatakan bahwa tradisi membungkuk Buddhis meresap ke dalam budaya prajurit dan etiket sosialnya. Selama masa damai periode Edo, budaya membungkuk ini menyebar ke masyarakat umum.
Cara Melakukan Ojigi
Di Jepang, belajar melakukan ojigi adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan bahwa kalian menghargai budaya. Sebenarnya membungkuk Jepang itu sederhana, namun ada banyak kehalusan didalamnya yang harus diperhatikan.
Saat membungkuk, penting untuk tidak melengkungkan punggung kalian. Memiliki postur tubuh yang bagus dan lurus akan menunjukkan bahwa kalian memberikan yang terbaik untuk orang lain.
Membungkuk juga harus dilakukan dengan tubuh bagian atas, artinya tubuh bagian bawah tidak boleh bergerak (harus tetap tegak lurus dengan tanah, seolah-olah kalian berdiri tegak).
Selain itu, tatapan harus terfokus ke bawah, dengan kepala bergerak ke bawah dengan tubuh. Laki-laki harus membungkuk dengan tangan dan lengan di samping, sementara wanita membungkuk dengan tangan dan lengan di depan.
Ada banyak detail yang harus diperhatikan saat melakukan ojigi, karenanya memiliki pemahaman yang benar akan menunjukkan rasa hormat yang besar.
Jenis Ojigi di Jepang
Ada berbagai jenis ojigi, dan semuanya dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat dalam berbagai bentuk. Derajat sudut seseorang melakukan ojigi berkaitan dengan kedalaman rasa hormat yang ditujukan.
Bentuk ojigi yang paling sederhana berupa anggukan lambat, dengan sudut sekitar 5 derajat. Ini adalah jenis sapaan ketika kita bertemu dengan teman dekat, teman sebaya, orang yang lebih muda dari kita, dan mereka yang pangkat atau kedudukan sosialnya lebih rendah dari kita. Bentuk ojigi lainnya akan dibahas di bawah.
♦ Eshaku (会釈)
Eshaku adalah gaya membungkuk kasual dengan sudut kemiringan sekitar 15 derajat. Ini bisa digunakan untuk menyapa seseorang dengan santai, dan secara umum merupakan cara yang sopan untuk mengucapkan terima kasih.
Cara membungkuk ini sedikit lebih formal dan relatif cepat, jadi cobalah untuk tidak terlalu lama saat melakukannya. Perhatikan juga bahwa ini ditujukan kepada mereka dengan status sosial yang sama atau lebih rendah, misalnya teman atau rekan kerja.
♦ Keirei (敬礼)
Membungkuk penuh atau keirei adalah cara membungkuk yang lebih formal. Ini biasa digunakan terhadap orang-orang dengan status sosial yang lebih tinggi seperti atasan, bos, atau mereka yang lebih tua. Paling sering digunakan dalam situasi bisnis, seperti ketika harus menunjukkan rasa terima kasih.
Dalam melakukan keirei, kalian harus memiringkan tubuh bagian atas dan kepala sekitar 30 derajat, dan bertahan sedikit lebih lama daripada saat melakukan eshaku.
♦ Saikeirei
Saikeirei adalah membungkuk yang paling hormat dan formal. Ini memiliki makna yang sangat dalam, dan tidak digunakan sesering yang lainnya. Ini digunakan terutama ketika harus meminta maaf atas kesalahan besar, atau ketika meminta bantuan dari atasan. Dapat juga digunakan untuk memberikan penghormatan kepada orang dengan status sangat tinggi, misalnya Kaisar Jepang.
Saikeirei dilakukan dengan membentuk sudut sekitar 45 – 70 derajat. Semakin lama posisi membungkuk tersebut dipertahankan, semakin dalam makna yang ingin diungkapkan.
♦ Zarei
Jenis membungkuk ini dilakukan sambil duduk, dan jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Ini berasal dari periode waktu di Jepang, dimana semua orang sudah biasa duduk di lantai. Kala itu khas untuk melakukan bisnis sambil duduk di atas tikar tatami.
Saat ini, kalian mungkin akan melihat orang melakukan gaya membungkuk ini dalam upacara minum teh, seni bela diri, dan kegiatan tradisional Jepang lainnya.
♦ Dogeza
Dogeza adalah gaya membungkuk yang paling jarang digunakan, karena hanya digunakan dalam keadaan yang sangat serius, seperti ketika kesalahan yang dibuat menyebabkan kematian orang lain. Ini juga dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada Kaisar di zaman kuno.
Dogeza dilakukan dengan berlutut di lantai, dan meletakkan kepala hingga menyentuh tanah. Meski tidak begitu umum saat ini, kalian mungkin akan melihatnya di manga, anime, TV, film sejarah, atau sebagai bagian dari komedi.
Kesimpulannya, semakin kita menghormati atau semakin besar rasa bersalah kita kepada seseorang, semakin rendah kita membungkuk. Kesalahan paling umum yang terjadi saat melakukan ojigi adalah membungkuk sambil bejabat tangan. Membungkuk adalah salam tradisional Jepang, semetara berjabat tangan adalah tradisi Barat, tidak ada pencampuran antara keduanya.
Seperti yang telah dibahas di atas, ada banyak cara berbeda untuk membungkuk. Mengetahui berbagai jenis-jenisnya serta bagaimana penggunaannya akan membantu kalian untuk memahami budaya dan etiket Jepang secara lebih mendalam. Semoga artikel ini bermanfaat. 🙂