Seberapa Berbeda Ramen Asli Dengan Ramen Instan?


Ramen telah menjadi makanan favorit banyak orang selama bertahun-tahun. Ramen adalah bagian dari hidangan tradisional Jepang yang populer di seluruh dunia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya variasi ramen instan. Lalu, apa bedanya ramen asli dan ramen instan?

Secara umum ramen asli memiliki rasa, tekstur, dan kesegaran yang lebih baik daripada ramen instan. Selain itu, ramen instan juga telah ditambahkan pengawet. Namun kelebihan ramen instan adalah proses pembuatannya yang cepat dan mudah, serta memiliki banyak rasa. Sekarang, mari kita bahas lebih lanjut tentang ramen asli vs ramen instan.


Ilustrasi nippon.com

Seberapa Beda Ramen Asli Dengan Ramen Instan?

Pertama perlu kita luruskan bahwa sebenarnya mie instan sama sekali BUKAN ramen. Jadi, secara teknis salah untuk menyebut mie instan sebagai ramen.

Ramen diasosiasikan dengan mie yang ditarik dengan tangan, dengan kaldu yang kaya akan citarasa umami, daun bawang, dan daging panggang. Yang dimaksud disini adalah hidangan ramen otentik, dan itu berbeda dari satu daerah dengan daerah lain di seluruh Asia.

Ada empat jenis kaldu yang umum ditemui pada ramen Jepang, yaitu:

  • Shio (kaldu berbahan dasar garam)
  • Shoyu (kaldu berbahan dasar kecap)
  • Miso (kaldu berbahan dasar kacang kedelai)
  • Tonkotsu (kaldu babi)

Keempat jenis kaldu ini masing-masing dibuat dengan metode tradisional. Terlebih lagi, hidangan ramen memiliki gaya dan persiapan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lain di Jepang. Karenanya, tidak heran jika ada banyak pilihan hidangan ramen orisinal untuk dijelajahi.

Sementara pada ramen instan, kalian cukup membeli mie dengan rasa yang diproduksi pabrik. Mie instan muncul di pasaran pada tahun 1958. Penemunya adalah Momofuku Ando. Saat itu, mi instan menjadi pilihan premium, karena waktu masaknya yang sangat cepat, ditambah dengan umur simpannya yang panjang.


Bagaimana Ramen Otentik Dibuat?

Mie ramen biasanya dibuat menggunakan tepung, garam, kansui, dan air. Kansui sendiri merupakan air alkali yang mengandung natrium dan kalium karbonat, ditambah sedikit asam fosfat.

Yang membedakan mie Jepang ramen dengan mie lain, seperti udon atau soba adalah penambahan kansui. Inilah yang memberi ramen warna kuning yang berbeda.

Kansui memberikan tekstur yang lebih kencang dan elastisitas pada mie. Selain itu, dengan menambahkan kansui, mie tidak akan menyerap cairan dengan mudah. Itulah mengapa mie ramen sangat bagus di dalam kaldu, padahal mie jenis lain cenderung pecah dan menjadi berantakan.

Ada beberapa resep mie ramen yang menggunakan telur sebagai pengganti kansui. Ini karena telur juga bisa bisa memberi mie warna kuning yang khas, dan membuat mie kurang menyerap air.

Perlu diketahui bahwa mie ramen tersedia dalam berbagai jenis, ketebalan, dan panjang. Mie yang sangat tipis, lurus, dan pendek, populer di toko tonkatsu bergaya Hakata. Ini sangat berbeda dengan mie yang panjang, padat, dan keriting yang ditemukan di kota ramen, Kitakata.

Untuk membuat mie ramen, semua bahan diuleni bersama menjadi adonan. Kemudian untuk hasil terbaik, adonan ditarik menggunakan tangan. Alasan mengapa koki tradisional Jepang menarik mie menggunakan tangan adalah karena dianggap akan mempertahankan lebih banyak kandungan air daripada jika adonan digulung dan dipotong.


Bagaimana Ramen Instan Dibuat?

Pembuatan ramen instan dimulai dengan menguleni tepung dan bahan lainnya bersama-sama untuk membuat adonan. Kemudian, mesin akan menggulung adonan dan memotongnya menjadi mie. Setelah mie dipotong, mie kemudian dipindahkan, lalu dikukus dan dikeringkan, kemudian siap untuk dikemas.

Jadi, adonan pada ramen instan tidak perlu mempertahankan kandungan airnya, karena pada akhirnya mie perlu dikeringkan. Metode untuk mengeringkan mie instan pun ada banyak.

Penemu mi instan, Momofuku Ando, ​​menemukan bahwa dengan teknik deep frying, akan membuat mi instan terdehidrasi. Ide ini berasal dari gorengan Jepang bernama tempura.

Selain itu, minyak panas yang digunakan akan meninggalkan lubang-lubang kecil pada mie, sehingga mie mudah dihidrasi kembali saat terkena air panas. Meskipun ramen instan tidak sama dengan ramen yang asli, ramen ini tetap bisa dinikmati sebagai bagian dari hidangan ala ramen.


Toping Ramen

Ada beberapa toping tradisional yang disajikan bersama ramen di Jepang. Meski demikian, kalian mungkin akan menemui banyak jenis toping ramen baru dan gaya fushion. Disini kita akan fokus pada toping tradisional.


Nori

Rumput laut nori adalah bahan yang menambahkan kontras warna pada semangkuk ramen. Nori yang ditambahkan ke dalam ramen berbentuk lembaran, dan akan memberikan rasa seperti air laut. Lembaran nori ini biasanya digoreng, lalu ditambahkan gula dan garam dalam jumlah yang sama.


Daun Bawang

Daun bawang umumnya dipotong begitu saja, dan ditaburkan di atas kaldu dan bahan lainnya sebagai sentuhan akhir. Daun bawang ini akan menambahkan tingkat citarasa pada hidangan ramen, terutama karena tidak dimasak.


Telur Rebus

Telur rebus yang dipotong menjadi dua lazim ditemui pada beberapa hidangan ramen. Terkadang beberapa restoran bahkan memberikan pilihan untuk seberapa lama kalian ingin telur dimasak.


Menma

Menma adalah rebung kering yang dijemur, dan melalui proses fermentasi sebelum disajikan bersama ramen. Menma akan dibumbui dengan berbagai bumbu seperti gula, minyak wijen, dan kecap, sebelum kemudian siap disajikan pada ramen.


Daging Babi Chashu

Chashu terdiri dari campuran perut babi dan pinggang babi. Daging-daging ini kemudian dimasak dengan kecap dan saki hingga menjadi super empuk dan enak. Ada berbagai macam topping babi lainnya, tetapi sejauh ini, chashu adalah salah satu pilihan paling populer yang disajikan dalam bentuk irisan tipis.


Kue Ikan

Kue ikan atau fish cake tradisional selalu disertakan dalam hidangan ramen otentik. Dalam bahasa Jepang, ini dikenal sebagai Kamaboko atau Narutomaki. Kegunaannya adalah untuk menambahkan sentuhan cerah pada ramen, dan rasa umami yang halus.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel