Tentang Narutomaki, Kue Ikan Khas Jepang


Pernahkah kalian bertanya-tanya apa itu pusaran merah muda khas yang sering ditemui pada ramen? Bagi yang suka dengan anime Naruto, pasti sudah tidak asing lagi dengan hidangan yang satu ini. Ya, apa lagi kalau bukan narutomaki.

Apa sebenarnya narutomaki ini, dan mengapa sering ditemukan di mangkuk ramen? Baca terus artikel ini untuk mengetahui tentang asal-usul narutomaki, cara membuatnya, dan mengapa itu menjadi toping ramen.


Ilustrasi ramen with narutomaki flickr.com

Apa Itu Narutomaki?

Narutomaki adalah sejenis kamaboko, yaitu kue ikan yang biasa disajikan sebagai lauk atau pelengkap hidangan utama. Ada banyak jenis kamaboko, dan mereka memiliki berbagai bentuk, warna, dan rasa.

Narutomaki paling sering ditemukan sebagai toping ramen. Tetapi juga biasa digunakan dalam salad dan sup, dibuat menjadi tempura, atau bahkan dimakan apa adanya.

Pada dasarnya, kamaboko terbuat dari ikan parut yang dicampur dengan putih telur dan garam. Bahan-bahan ini diolah bersama menjadi bubur, yang kemudian dibumbui, diwarnai, dan dibentuk.

Setelah siap, kamaboko kemudian dimasak dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, atau digoreng. Hal terbaik tentang kamaboko adalah ia menjadi bahan dasar yang dapat disesuaikan dengan hidangan apa pun.


Dari Mana Asal Narutomaki Dan Mengapa Disebut Demikian?

Narutomaki memiliki asal yang tidak diketahui. Referensi pertama mengenai narutomaki muncul pada akhir abad ke-19, tetapi ditulis sebagai gaya kamaboko yang lebih mapan. Ini menyiratkan bahwa penemuannya sudah ada beberapa waktu sebelumnya, meski tidak jelas.

Awalnya, ini populer sebagai toping untuk soba. Tetapi, baru kemudian terkenal secara nasional di Jepang saat menjadi toping ramen. Namanya sendiri, sebenarnya kurang misterius.

Di Jepang bagian selatan, terdapat saluran air kecil di antara Pulau Awaji (terletak di Laut Pedalaman Seto) dan Shikoku, yang disebut Selat Naruto. Selat ini sangat sempit, hanya 1,3 kilometer.

Ketika air pasang memindahkan air dari Pasifik ke Laut Pedalaman Seto, dihasilkan arus yang sangat cepat. Ini terjadi dua kali sehari. Air yang bergerak akan membentuk banyak pusaran air besar, bahkan diameternya mencapai 20 meter. Ini dapat terlihat dari perahu yang lewat.

Pusaran air terlihat selama satu atau dua jam. Meskipun pusaran air paling baik dikunjungi saat musim semi atau musim panas, saat air lebih deras, pusaran ini dapat dinikmati sepanjang tahun. Konon, nama narutomaki ini terinspirasi dari bentuk pusaran air tersebut.


Bagaimana Cara Pembuatan Narutomaki?

Seperti halnya kamaboko lainnya, narutomaki dibuat dari bubur ikan putih dan putih telur. Kedua bahan ini digabungkan dan diblender menjadi pasta.

Pasta ikan kemudian dipisahkan menjadi dua bagian. Setengah bagian pertama diratakan di atas plastik atau bambu. Bagian ini akan menjadi dasar putihnya. Sebagian lainnya akan diwarnai menggunakan sedikit pewarna makanan merah. Ini akan menghasilkan warna merah muda terang khas narutomaki yang terkenal.

Pasta berwarna lalu disebarkan di atas pasta putih, dengan hanya ujung-ujungnya yang tidak tertutup. Keduanya kemudian digulung menjadi batang kayu. Ini menciptakan pusaran merah muda yang berada di tengah setiap narutomaki. Proses inilah yang menghasilkan bentuk narutomaki yang unik.

Gulungan narutomaki kemudian dikukus untuk memperkuat bentuknya, sebelum disalurkan. Narutomaki dapat kita temui di toko ramen dan juga banyak tersedia di supermarket Asia.


Mengapa Narutomaki Digunakan Dalam Ramen?

Narutomaki sebenarnya sudah ada jauh sebelum ramen diperkenalkan ke Jepang. Meskipun asal pastinya tidak diketahui, pada akhir periode Edo, narutomaki dikenal sebagai toping mie soba yang populer.

Ramen pertama kali diperkenalkan ke Jepang oleh para imigran Cina pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kala itu ramen dikenal sebagai "shina soba" atau soba Cina.

Dengan koneksi antara hidangan, orang merasa wajar untuk bereksperimen. Lalu, toping yang cocok dengan soba lama ditransfer ke soba baru. Narutomaki kemudian menyatu dengan sempurna, dan karena itu, tetap menjadi salah satu toping andalan saat ramen menjadi populer.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel