Berbagai Tradisi Pernikahan yang Unik di Seluruh Dunia
Tradisi pernikahan berbeda-beda dalam setiap budaya dan bangsa. Beberapa tradisi pernikahan cukup aneh dan sulit dipahami, namun semua memiliki makna dibaliknya. Berikut ini akan dibahas berbagai tradisi pernikahan yang unik di seluruh dunia.
1. Tradisi Pernikahan Korea
Orang Korea percaya bahwa jika pengantin pria banyak tersenyum di pesta pernikahan, maka anak pertamanya akan menjadi anak perempuan. Setelah orang tua pengantin pria melemparkan kacang dan plum kepada pengantin wanita, jika pengantin wanita mengambil kacang, maka dia akan mendapatkan banyak putra.
Ada juga tradisi di mana tamu di pesta pernikahan melemparkan beberapa benda lain ke pasangan yang berbahagia. Benda-benda ini diantaranya chestnut (melambangkan rasa hormat) dan jujubes atau kurma merah kering (melambangkan ketekunan).
Dalam hal hadiah uang yang diberikan untuk pasangan bahagia di Korea, jumlahnya haruslah ganjil. Hal ini karena mereka percaya bahwa angka ganjil diasosiasikan dengan energi "yang" positif.
Hal unik lain dari pernikahan di Korea adalah usai upacara pernikahan, teman-teman mempelai pria akan melepas kaus kakinya. Mereka lalu mengikat tali di sekitar mata kaki, dan mulai memukuli telapak kakinya dengan corvina kuning kering. Corvina kuning adalah sejenis ikan. Hal ini dimaksudkan agar mempelai pria lebih kuat sebelum malam pernikahan pertama.
2. Tradisi Pernikahan Jepang
Upacara yang diadakan saat pernikahan di Jepang disebut "San-san-kudo no Sakazuki" atau "Sakazuki-goto". Dalam bahasa Jepang, San-san-kudo berarti "tiga, tiga, sembilan kali".
Pengantin wanita dan pria akan mengambil tiga teguk sake dari masing-masing tiga cangkir. Cawan yang digunakan dalam upacara tersebut disebut "sakazuki". Tiga cangkir yang digunakan berbeda ukurannya. Tegukan pertama berasal dari cangkir yang terkecil.
Angka tiga dipilih dengan sengaja. Ini karena angka tiga adalah angka yang tak dapat dibagi dan Buddha percaya bahwa itu suci. Bagi mereka, sembilan berarti kebahagiaan tiga kali lipat.
Sake yang diminum selama upacara ini tidak selalu enak. Hal ini sama dengan kehidupan. Segala macam masalah akan muncul, namun kedua mempelai harus mengatasinya dengan semangat persatuan yang hadir dalam upacara tersebut.
3. Tradisi Pernikahan Taiwan
Di Taiwan, pengantin pria akan memberikan 12 hadiah. Hadiah ini bisa berupa sepatu, perhiasan, dan permen berbentuk pagoda. Setelah itu diikuti dengan pembacaan surat pertunangan secara lantang. Kemudian giliran pengantin wanita untuk mengirimkan 12 hadiah kepada pengantin pria. Dia akan mengirimkan benda seperti ikan mas dan sumpit.
Apa yang membuatnya menarik adalah kriteria mengapa barang-barang tersebut dipilih. Pengucapan dari barang atau objek yang dikirimkan harus mirip dengan kata-kata Cina untuk "berlimpah" dan "anak cepat". Dipercaya bahwa ini melambangkan keinginan untuk masa depan yang makmur dan keinginan untuk melahirkan bayi laki-laki.
4. Tradisi Pernikahan Vietnam
Di Vietnam, ibu dari mempelai pria akan membawa kapur merah muda dan kacang sirih (Pieper betle) ke rumah mempelai wanita. Kapur merah muda ini melambangkan masa depan yang bahagia. Sirih adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada pengantin pria dan keluarganya. Baru setelah ritual ini, pengantin pria dan keluarganya dapat tiba di rumah pengantin wanita.
Malam sebelum pernikahan juga memegang peranan yang sangat penting. Ibu mempelai wanita akan merapikan rambut putrinya dengan beberapa sisir. Setiap sisir memiliki tujuan yang berbeda. Yang terpenting adalah sisir yang ketiga. Saat menggunakannya, sang ibu akan meminta kebahagiaan masa depan putrinya.
5. Tradisi Pernikahan India
Ilustrasi Tradisi Bichiya pinterest.com/marrymeweddings.in |
Di India, anggota laki-laki dari kedua keluarga pengantin akan melempar kelopak bunga ke pengantin. Ini sebagai lambang kehidupan tanpa kesedihan dan masalah. Sebagai simbol dari orang yang sudah menikah di India, mereka akan memakai cincin jari kaki. Cincin ini disebut "bichiya" (dalam bahasa Hindi), "mettelu" (dalam bahasa Telugu) dan "metti" (dalam bahasa Tamil).
Cincin seperti itu biasanya terbuat dari perak. Orang-orang memakainya secara berpasangan di kedua jari kaki. Selama upacara pernikahan, pengantin pria akan meletakkan bichiya di jari kaki kedua pengantin wanita, sementara sang wanita memegangi kakinya di atas batu upacara gerinda ("ammi").
Ada juga tradisi mengenakan bichiya dalam set, dengan empat dari lima jari kaki. Jari kaki kelima yang tidak pernah dipakaikan cincin adalah jari kelingking. Ada kepercayaan Hindu kuno yang menyatakan bahwa tidak boleh ada benda emas yang dikenakan di bawah pinggang. Itulah mengapa ada yang mengatakan bahwa bichiya tidak boleh terbuat dari emas. Namun, saat ini banyak yang tidak mempedulikan hal tersebut. Cincin jari kaki yang terbuat dari emas dan berlian sudah menjadi hal yang biasa.
Selain itu, orang-orang di India juga memiliki tradisi yang disebut "Jaimala" atau pertukaran karangan bunga. Pengantin akan bertukar karangan bunga (biasanya terbuat dari marigold, teratai, melati dan mawar) sebagai tanda menerima dan menghormati satu sama lain. Karangan bunga ini adalah simbol cinta.
6. Tradisi Pernikahan Meksiko
Di Meksiko, pengantin pria akan memberikan pengantin wanita 13 koin atau "arras". Koin ini melambangkan Kristus dan 12 rasul. Imam memberkati koin. Ini artinya pengantin pria akan menjaga pengantin wanita.
Orang Meksiko juga memiliki pita putih atau rosario yang disebut "laso". Selama sumpah pernikahan, laso diikatkan di leher mempelai wanita dan pria. Ini melambangkan persatuan pasangan.
Adapula kepercayaan di Meksiko bahwa pengantin wanita tidak boleh memakai mutiara pada hari pernikahannya. Ini karena orang Meksiko percaya bahwa mutiara melambangkan air mata, dan pengantin wanita yang memakainya akan menangis pada hari pernikahannya.
7. Tradisi Pernikahan Rusia
Orang Rusia berpikir menikah di bulan Mei adalah nasib buruk. Beberapa mengatakan itu karena kata dalam bahasa Rusia untuk bulan Mei ("mai") terdengar mirip dengan "mayatsa" yang artinya menderita.
Perayaan pernikahan di Rusia berlangsung selama dua hari. Itu dimulai pada hari Jumat dan berakhir pada hari Minggu. Pengantin pria akan dihadapkan pada berbagai rintangan saat dia tiba di rumah pengantin wanita. Dia tidak diizinkan untuk melihatnya. Dia harus membayar tebusan („vykup“).
Keseluruhan acara agak lucu. Pengantin pria pertama-tama menawarkan perhiasan atau uang. Orang tua mempelai wanita kemudian membawa keluar seseorang (wanita atau pria) berpakaian seperti pengantin wanita. Dia memakai cadar sehingga wajahnya tidak terlihat. Pengantin pria segera menyadari bahwa dia ditipu.
Dia kembali meminta untuk melihat pengantin wanitanya. Orang tua mempelai wanita berkata bahwa dia harus membayar tebusan yang lebih tinggi. Jumlah tersebut akhirnya disepakati, dan pengantin wanita diberikan.
Upacara pernikahan bisa menjadi upacara keagamaan atau sipil. Selama upacara sipil, pasangan secara tradisional memecahkan dua gelas kristal. Jumlah pecahan menentukan tahun yang akan mereka habiskan bersama.
Pada jamuan pernikahan di Rusia, terdapat beberapa kali toast. Ketika pasangan itu meminum teguk pertama, para tamu mulai berteriak "gorko, gorko, gorko ...!" Kata Rusia "gorko" berarti pahit. Untuk membuat minuman itu manis, pengantin harus berciuman. Ciuman harus berlangsung selama mungkin. Selama ciuman, tamu undangan akan menghitung.
Lalu pada hari kedua pesta pernikahan, para tamu tidak mendapatkan sendok, garpu, pisau. Mereka semacam membelinya. Mereka bisa membawa sendiri, tapi itu akan terasa sangat buruk.
Satu lagi tradisi yang agak unik dari di resepsi pernikahan Rusia, yaitu mereka yang ingin segera menikah harus diam-diam menarik taplak meja.
8. Tradisi Pernikahan Swiss
Di Swiss, seorang pengantin wanita akan memakai mahkota atau karangan bunga. Karangan bunga ini melambangkan keperawanannya. Setelah upacara pernikahan, karangan bunga diangkat dan dibakar. Jika terbakar dengan cepat, dipercaya bahwa mempelai wanita beruntung.
Secara tradisional, pengiring pengantin di Swiss akan melempar saputangan berwarna pada para tamu yang hadir di resepsi pernikahan. Tamu yang menangkap sapu tangan tersebut diharapkan untuk memberikan sejumlah uang kepada kedua mempelai.
9. Tradisi Pernikahan Spanyol
Pernikahan di Spanyol tidak terlepas dari warna oranye. Karangan bunga pernikahan di Spanyol seringkali menyertakan bunga berwarna oranye. Bahkan pengantin wanita memiliki bunga Oranye di rambut mereka.
Dalam cerita rakyat Spanyol, pohon berbunga oranye melambangkan cinta abadi. Bunga oranye adalah simbol dari kesucian.
10. Tradisi Pernikahan Finlandia
Di Finlandia calon pengantin wanita memakai mahkota emas. Dia berjalan dari rumah ke rumah mengumpulkan hadiah pernikahan dan menempatkannya di sarung bantal. Dia memiliki asisten, seorang pria tua yang sudah menikah. Asisten ini akan memegang payung di atas kepala pengantin wanita. Payung melambangkan perlindungan dan tempat berlindung.
Pada upacara pernikahan, beras akan dilemparkan ke pasangan yang bahagia. Biji-bijian yang tersisa di rambut pengantin wanita kemudian dihitung. Dipercaya bahwa jumlah biji-bijian menunjukkan jumlah anak yang akan dimiliki pasangan tersebut di masa depan.
11. Tradisi Pernikahan Norwegia
Pengantin perempuan Norwegia secara tradisional mengenakan gaun pengantin berwarna putih atau perak. Di atas kepalanya dia memakai mahkota perak atau emas. Lalu di bagian atas ruangan tempat resepsi pernikahan diselenggarakan, akan dipasang gelang-gelang kecil. Melodi indah tercipta saat pengantin wanita menyentuhnya dengan mahkotanya. Diyakini bahwa suara ini akan menakuti roh jahat.
Dari sekian banyak kue yang dibuat untuk pernikahan di Norwegia, yang paling terkenal adalah Kransekake ("kue cincin"). Kue ini terbuat dari marzipan. Bentuknya mencakup beberapa cincin konsentris yang disusun menghasilkan objek berbentuk piramida.
Bagian atas dari Kransekake diperuntukkan untuk pasangan yang berbahagia. Pasangan pengantin akan memecah bagian lain dan memberikan potongan tersebut kepada tamu yang hadir di resepsi pernikahan.
12. Tradisi Pernikahan Portugal
Pada resepsi pernikahan di Portugal, pengantin wanita melepas sepatunya, dan kemudian digunakan oleh para tamu untuk memasukkan sejumlah uang ke dalamnya. Kedua mempelai akan menggunakan uang tersebut untuk membiayai bulan madu mereka.