Asal Mula Festival Qing Ming (Ceng Beng)
Festival Qing Ming (清明) adalah hari untuk memberi penghormatan dan mengenang para leluhur. Orang Cina punya rasa syukur dan terima kasih yang besar kepada leluhur mereka. Bahkan banyak keluarga yang punya tablet leluhur yang ditempatkan di altar di rumah mereka.
Sebenarnya Qing Ming kurang tepat disebut sebagai festival, karena festival mengingatkan akan perayaan. Sementara, Qing Ming merupakan praktik yang berhubungan dengan upacara yang khidmat.
Masa Qing Ming biasa digunakan sebagai kesempatan untuk bertemu kerabat jauh dan berkumpul bersama. Ini juga mencakup relasi yang terpisah cukup jauh.
Hampir semua etnis tionghoa turut memperingati hari Qing Ming. Namun untuk mengantisipasi banyaknya jumlah orang yang melaksanakan tradisi ini, semakin banyak orang yang melakukan aktivitas ini beberapa minggu sebelum harinya. Ini membuat festival ini berlangsung selama periode waktu tertentu, bukannya sehari.
Asal Qing Ming
Sebenarnya Qing Ming adalah hari libur yang dikonsepkan oleh raja Xuan Zong pada periode sekitar 730 Masehi. Ini terwujud karena beliau melihat ada banyak orang yang menghabiskan waktu dan uang untuk memberi penghormatan kepada leluhur mereka. Karenanya, beliau merancang suatu hari khusus untuk melakukan semua aktivitas tersebut. Tapi untuk memahami asal mula dari Qing Ming, kalian perlu mengetahui kisah dari Jie Zitui. Berikut kisahnya.Selama periode sekitar 650 Sebelum Masehi, Chong Er, seorang pangeran yang diasingkan memiliki sekelompok pengikut yang setia. Di bawah kondisi yang kejam untuk bertahan hidup, dikatakan bahwa Jie Zitui secara sukarela memotong sepotong daging dari pahanya untuk menjadi makanan bagi pangeran Chong Er.
Ketika kemudian Chong Er menjadi penguasa dari Negara Jin, Ia memberikan kehidupan yang mewah bagi para pengikutnya. Akan tetapi Jie Zitui memilih untuk pergi ke gunung dan menjalani kehidupan sederhana bersama ibunya.
Ketika Chong Er tidak dapat menemukan Jie Zitui, dia memerintahkan untuk membakar hutan, sehingga dengan terpaksa Jie Zitui akan kembali padanya. Namun ini tidak berjalan sesuai rencananya. Yang terjadi malah Jie Zitui terbunuh dalam api bersama dengan ibunya.
Dalam penyesalan yang mendalam, Chong Er memerintahkan untuk tidak menyalakan api pada hari tersebut setiap tahunnya dan orang-orang hanya bisa mengkonsumsi makanan dingin atau mentah. Ini kemudian dikenal sebagai Festival Han Shi (寒食节). Hari ini jatuh sehari sebelum Qing Ming.
Kemudian setelah periode waktu yang panjang, kegiatan dari kedua hari ini digabungkan menjadi hari untuk membersihkan makam, memberi penghormatan pada leluhur, dan juga untuk mengenang Jie Zitui.
Praktik Tradisional Dari Qing Ming
Kegiatan utama dari Qing Ming adalah mengunjungi dan membersihkan makam leluhur. Ini lebih dikenal sebagai ritual menyapu makam.Banyak orang yang tidak mengetahui kegiatan lainnya dan menganggap tugasnya selesai setelah memberi hormat pada leluhur yang telah meninggal. Posesi ini diikuti dengan membakar kertas joss, lilin merah, dupa, dan lainnya. Praktik lainnya yang juga dilakukan adalah membakar sebuntel kain.
Di daerah lain di Cina, Qing Ming juga merupakan hari menanam pohon. Para petani menyadari bahwa hari tersebut merupakan patokan yang baik untuk mengidentifikasi kondisi tanah ideal selama musim semi untuk menanam tanaman baru.