Isla Formosa : Nama Taiwan dan Sejarahnya


Formosa, Isla Formosa, dan Ilha Formosa, semuanya merupakan istilah yang sebelumnya digunakan untuk menyebut Taiwan. Ya, pulau yang terletak di antara daratan Cina dan Jepang yang kita kenal sekarang.

Terletak di antara dua kekuatan besar, dengan posisi strategis untuk perdagangan impor dan ekspor, banyak kekuatan telah memperebutkan Taiwan selama bertahun-tahun. Karenanya, Taiwan memiliki sejarah yang menarik sejak ribuan tahun yang lalu.


Nama Taiwan Sebelumnya

Taiwan dulu disebut apa? Nama sebelumnya untuk Taiwan sebenarnya masih digunakan sampai sekarang. Ada beberapa nama yang terkenal, diantaranya adalah Formosa, Isla Formosa, dan Ilha Formosa.

Nama-nama ini berasal dari bahasa Portugis, yang berarti "Pulau yang indah". Nama ini diberikan oleh penjelajah Portugis pada pertengahan tahun 1500-an. Nama ini melekat dan secara bertahap juga ditambahkan ke dalam sastra Inggris selama bertahun-tahun.


Darimana Nama "Taiwan" Berasal?

Jika Taiwan dulu bernama Isla Formosa, maka dari manakah nama "Taiwan" berasal? Untuk mengetahuinya, kita harus mendalami sejarah Taiwan yang akan dibahas di bawah. Namun singkatnya, nama itu berasal dari Perusahaan Hindia Timur Belanda yang berusaha menjajah pulau itu untuk bersaing dengan pedagang Spanyol. Nama tersebut diperoleh dari penduduk asli Taiwan yang disebut sebagai "Taioan".


Sejarah Taiwan

Penduduk asli Taiwan telah mendiami Taiwan selama lebih dari 5000 tahun. Mereka adalah orang-orang yang sangat tertutup. Mereka sebagian besar tidak tersentuh dan tidak terganggu, sampai saat Belanda menyerang.

Bahkan Cina hanya tahu sedikit tentang penduduk asli di pulau Taiwan. Mereka hanya akan berdagang sesekali dengan orang luar. Belanda kemudian datang ke pulau itu pada tahun 1624 dan mendirikan koloni kecil di pantai barat daya Taiwan.

Kala itu, nama pulau tersebut adalah Tainan. Belanda datang untuk tujuan perdagangan. Belanda menganggap pulau itu sangat menguntungkan dan merupakan lokasi yang bagus untuk perdagangan impor dan ekspor.

Namun, Belanda tidak tinggal lama. Pada tahun 1660, seorang pemimpin militer yang dikenal sebagai Zheng Chenggong sedang mengincar Taiwan. Dia membutuhkan tempat untuk mengumpulkan kembali prajuritnya, dengan tujuan untuk menghancurkan Dinasti Qing.

Dia menyerang dua benteng, yakni Benteng Zeelandia dan Benteng Provintia. Benteng Provintia langsung ditaklukan, tetapi Benteng Provintia tetap bertahan selama hampir dua tahun. Kemudian penyakit dan kelaparan melanda militer Belanda, sehingga mereka terpaksa menyerah pada tahun 1662.

Namun, kemenangan Zheng Chenggong tidak bertahan lama. Dia meninggal tak lama setelah itu karena malaria, dan pasukan Qing datang menyerang pulau tersebut pada tahun 1683. Setelah itu, pulau Taiwan menjadi bagian dari kekaisaran Tiongkok.

Pada tahun 1811, Taiwan telah menjadi wilayah yang mapan. Kota Taipei, Chiayi dan Hsinchu menjadi jauh lebih berkembang. Banyak orang mulai membangun kuil di seluruh pulau, beberapa di antaranya masih terlihat hingga saat ini.

Pulau itu sebagian besar tetap tanpa hukum. Akibatnya, kejahatan meluas. Sementara dari segi populasi semakin berkembang, karena adanya migrasi yang luas dari Fujian. Pernikahan antar etnis Han dari Fujian dan suku asli Taiwan menjadi hal yang umum.

Selama paruh kedua abad ke-19, pulau ini menarik banyak perhatian dari kekuatan lain di Barat, dan juga Jepang. Misionaris Kristen Belanda tiba di Taiwan pada tahun 1859, dan pada akhir 1871 terjadi invasi Jepang yang pertama.

Kemudian saat Cina dan Prancis berperang memperebutkan Vietnam, tentara Prancis tiba di Keelung dan pulau Penghu, lalu menaklukannya. Pada masa inilah Taiwan memperoleh statusnya sebagai provinsi. Ini adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Taiwan, karena sebelumnya Taiwan diakui sebagai bagian dari Fujian.

Invasi Jepang yang berikutnya (1895-1945) telah mengubah sejarah Taiwan. Bepergian di sekitar Taiwan, kalian masih dapat melihat aspek pemerintahan Jepang baik dalam budaya maupun arsitekturnya. Bisa dikatakan, Jepang membuat banyak kemajuan dalam kehidupan di Taiwan. Mereka menangani penyakit yang meluas, memperluas jaringan kereta api, dan membangun jalan raya.

Tokyo meninggalkan Taiwan pada akhir Perang Dunia II, dan selama momen bersejarah inilah, Taiwan kembali menjadi bagian dari Republik Tiongkok.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel